Powered by Blogger.
RSS

Gitar Jelek Tidak Selalu Jelek


Pernah suatu ketika saya menonton ajang festival band dimana salah satu gitaris band menggunakan alat paling buruk diantara gitaris band yang lain. Dari gitar yang ia bawa sama sekali tidak menunjukkan ada kesan elegan, prestise, bahkan secara keseluruhan terkesan amatir. Tapi siapa sangka, gitaris tersebut adalah gitaris paling baik diantara yang lain di festival tersebut. Didukung dengan performa dan kekompakan band maka juara 1 berhasil diraih.
Jika kita amati sebenarnya banyak kejadian serupa. Misal operator studio rekaman bisa dibuat surprise dengan lagu yang di rekam dengan PC kecil di rumah, tanpa converter external atau alat-alat penunjang lainnya. Meski alat yang digunakan dibawah kualitas standard namun jika materi lagunya bagus, diolah secara hati-hati maka sering hasilnya diluar dugaan. Itu terjadi jika musisi memiliki sense musik yang kuat, kenal benar alat yang dipakai, soundnya seperti apa, dan penempatannya dimana.
Sangat penting untuk menggunakan alat bagus, tetapi sesungguhnya bagus tidaknya musik yang dihasilkan tergantung dari siapa pemainnya. Beri Steve Vai gitar loakan, niscaya musik tetap mengalun dahsyat ditangannya (mungkin dengan sedikit frustrasi, he he ampun Master, berani-beraninya aku ini). Atau sepert ini, beri saya Ibanez JEM, niscaya saya tidak bisa memainkan JIBBOOM.
Bagi saya alat adalah tool untuk menunjang permainan. Semakin tinggi tingkat kreativitas maka semakin tinggi tuntutan akan alat-alat yang bagus. Atau bahkan sebaliknya, bisa saja kreativitas muncul karena kesederhanannya. Jadi tergantung juga dengan kebutuhan.
Yang jelas alat yang bagus memberikan banyak nilai tambah. Tampang tambah keren, mental tambah pede, permainan tambah bagus, penonton tambah senang, order tambah panjaaang, tapi.. tambah nggak rela kalau gitar dipinjem teman :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment